Sasirangan bagi masyarakat Banjar merupakan warisan budaya turun temurun. Kain ini memiliki nilai adat dan tradisi yang mengikat dikalangan masyarakat Banjar. Proses pembuatan kain sasirangan sejak dahulu hingga kini masih secara tradisional. Beberapa tahun belakangan ini muncul kain bermotif sasirangan yang dijual dengan harga yang jauh lebih murah dari kain sasirangan buatan pengrajin Kal-Sel. Kain tersebut ternyata diolah secara massal oleh pabrik, disebut sebagai kain printing. Hal ini tentu saja merupakan ancaman bagi kelestarian pengrajin sasirangan asli.
Upaya pelestarian sasirangan sebagai kain adat masyarakat Banjar telah dilakukan, yaitu dengan membentuk suatu komunitas yang disebut sebagai Komunitas Pecinta Sasirangan. Komunitas yang diluncurkan pada tanggal 17 Agustus 2013 ini diketuai oleh Agus Sasirangan, runner up Master Chef Indonesia. Komunitas ini dibentuk sebagai sarana untuk melestarikan sekaligus mempopulerkan Sasirangan pada publik.
Kegiatan-kegiatan Komunitas Pecinta Sasirangan (KPS) diantaranya adalah mengadakan pelatihan pembuatan kain sasirangan bersama para pengrajin. Sasaran pelatihan adalah para masyarakat awam yang belum mengerti proses pembuatan sasirangan. Dari kegiatan tersebut diharapkan masyarakat bisa menghargai jerih payah pengrajin sasirangan.
Upaya pelestarian sasirangan sebagai kain adat masyarakat Banjar telah dilakukan, yaitu dengan membentuk suatu komunitas yang disebut sebagai Komunitas Pecinta Sasirangan. Komunitas yang diluncurkan pada tanggal 17 Agustus 2013 ini diketuai oleh Agus Sasirangan, runner up Master Chef Indonesia. Komunitas ini dibentuk sebagai sarana untuk melestarikan sekaligus mempopulerkan Sasirangan pada publik.
Kegiatan-kegiatan Komunitas Pecinta Sasirangan (KPS) diantaranya adalah mengadakan pelatihan pembuatan kain sasirangan bersama para pengrajin. Sasaran pelatihan adalah para masyarakat awam yang belum mengerti proses pembuatan sasirangan. Dari kegiatan tersebut diharapkan masyarakat bisa menghargai jerih payah pengrajin sasirangan.